Jalurmedia.com – Tingkat pengangguran Jepang secara tak terduga turun menjadi 2,6 persen pada Maret 2022. Angka kali ini mencapai titik terendah sejak April 2020 lalu. Meskipun jumlah pekerja cuti tetap tinggi karena efek pandemi, data resmi menunjukkan tingkat pengangguran di Jepang mencapai level terendah pada Selasa (26 April).
Negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu telah berjuang untuk mendorong pemulihan yang pasti dari pandemi COVID-19. Ditambah saat ini, kondisi ekonomi dunia di perburuk dengan perang Rusia dan Ukraina yang meningkatkan risiko penurunan ekonomi global.
Namun, data menunjukkan beberapa ketahanan di pasar tenaga kerja. Tingkat pengangguran yang disesuaikan secara musiman lebih rendah dari perkiraan median sebesar 2,7 persen. Hal ini termuat dalam jajak pendapat ekonom Reuters, yang juga membahas angka mpengangguran pada Februari lalu.
Peningkatan Jumlah Pekerja
Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, jumlah pekerja meningkat 180.000 sedangkan pengangguran turun 90.000 pada bulan Maret, data menunjukkan, setelah disesuaikan dengan musim.
“Penurunan tingkat pengangguran menunjukkan tanda-tanda pemulihan” di pasar tenaga kerja, seorang pejabat pemerintah mengatakan pada konferensi pers.
“Tetapi dampak pandemi tampaknya berlama-lama dan membutuhkan perhatian khusus,” tambahnya, merujuk pada jumlah pekerja cuti yang tetap setinggi 2,43 juta pada Maret, terutama di antara sektor jasa tatap muka.
Rasio pekerjaan terhadap pelamar adalah 1,22 pada bulan Maret, data kementerian tenaga kerja menunjukkan, sejalan dengan perkiraan jajak pendapat Reuters dan naik 0,01 poin dari 1,21 bulan sebelumnya.