Jalurmedia.com – Perang Rusia dan Ukraina masih terpantau masih terus berlangsung hingga Kamis (7/4/2022). Walaupun saat ini, nampaknya intensitas serangan dari kedua negara cenderung menurun, rupanya terdapat beberapa aksi kekerasan dan perkembangan terbaru. Apa saja fakta terbaru dari perang Rusia-Ukraina? Berikat rangkumannya seperti yang dikutip dari CNBC Indonesia.
Adanya Serangan di Luhansk nampaknya tak kunjung menyudahi peperangan ini. Ukraina melaporkan terdapat serangan besar-besaran di kota tersebut. Otoritas setempat juga menyebutkan bahwa semua institusi medis dan rumah sakit di wilayah timur Ukraina tersebut sudah porak-poranda akibat ulah dari pasukan militer Rusia.
Tidak hanya itu, fakta lainnya yang muncul adalah adanya rencana dari negara Jerman untuk melakukan penyadapan terhadap pasukan Rusia. Dinas intelijen luar negeri Jerman menyebutkan bahwa mereka telah menyadap jalur komunikasi tentara Rusia. Menurut sumber yang mengetahui badan itu, sebagian tentara Rusia menyebut ingin menembak tentara dan warga sipil di wilayah Ukraina.
Selain itu, Rusia disebut-sebut telah menargetkan Facebook. di himpu dari beberapa sumber, Rusia ingin melancarkan serangan ke perusahaan induk Facebook, Meta. Serangkaian taktik cyber ini digunakan oleh kelompok yang terkait dengan Rusia dan Belarus. Tujuannya adalah untuk menargetkan akun tentara dan warga sipil Ukraina.
“Mereka menjalankan kampanye terkoordinasi. Hal ini dilakukan untuk mencoba mendapatkan posting oleh kritikus Rusia dihapus dari media sosial,” ungkap perusahaan tersebut seperti yang dikutip dari CNN International.
Rusia Alami Kerugian
Dua bulan menjalani masa perang, kini Rusia akui adanya kerugian pasukan yang cukup besar. Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, secara singkat menyebutkan bahwa negaranya telah menderita kerugian yang cukup “signifikan”. Terutama dari pasukannya yang berada di Ukraina. Ia bahkan mengatakan bahwa kerugian tersebut merupakan “tragedi besar” bagi negaranya, seperti yang tertulis dalam sebuah wawancara dengan Sky News.
Sementara itu, Pentagon sebut Putin sudah menyerah di Kyiv. Apa yang mendasari Pentagon berasumsi demikian? Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengungkapkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyerah untuk menaklukkan Kyiv. Hal ini terjadi setelah pasukannya sukses dipukul mundur oleh militer Ukraina.
“Putin berpikir bahwa dia bisa dengan sangat cepat mengambil alih negara Ukraina. Ia percaya bisa dengan sangat cepat merebut ibu kota ini. Namun rupanya dia salah,” ungkap Austin pada sidang Komite Angkatan Bersenjata Senat di Kongres, dimuat media AS Barrons, mengutip AFP.
“Saya pikir Putin sudah menyerah pada usahanya untuk merebut ibu kota. DAn kiniia tengah fokus di selatan dan timur negara itu.”
Namun apakah perang akan berakhir seirining dengan klaim yang di sebutkan Pentagon? jawabannya juga masih belum pasti. Sebelumnya Pentagon sangat meyakini bahwa Rusia tengah mereposisi pasukan. Rusia juga disebut-sebut bakal habis-habisan di Ukraina Timur, di mana memang terdapat milisi yang didukungnya.
Keluar PBB dan Lonjakan Korban Tewas
Dampak dari perang Rusia-Ukraina yang tak bersesudahan ini, PBB resmi “Tendang” Rusia. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memutuskan untuk menangguhkan negara tersebut dari Dewan Hak Asasi Manusia (HAM). Rupanya keputusan ini juga didukung oleh sedikitnya 93 negara. Sementara 24 negara lainnya memutuskan untuk menentang keputusan tersebut. Dan 58 negara lainnya memilih untuk abstain.
Perang Rusia-Ukraina menghasilkan kepedihan bagi kedua negara. Jumlah korban tewas pun capai ribuan orang. Sementara itu mengutip CNBC International, jumlah korban tewas serangan Rusia ke Ukraina kini telah menyentuh angka 1.611 orang. Sebanyak 63 di antaranya adalah anak-anak dan balita yang terjebak dalam peperangan naas ini.
Komisaris PBB untuk HAM meyakini bahwa jumlah korban tewas seharusnya lebih tinggi dari angka yang dicatatkan sebelumnya. Namun kendala lokasi dan masih memanasnya konflik membuat laporan terkait jumlah korban tewas ini masih simpang siur.
Sebagian besar korban sipil yang tewas daam peperangan ini disebabkan oleh penggunaan senjata peledak. Termasuk didalamnya adalah penembakan dari artileri berat serta beberapa sistem peluncuran roket. Selain itu, serangan rudal dan udara juga memperparah jumlah korban tewas yang berjatuhan selama perang. Hingga saat ini, total sebanyak 2.2227 warga mengalami luka-luka.