5 Cara Untuk Menghilangkan Kecemasan Dari Penyebaran Omicron
Health Lifestyle

5 Cara Untuk Menghilangkan Kecemasan Dari Penyebaran Omicron

Jalurmedia.com – Varian corona dari Omicron telah memberikan rasa kecemasan kepada masyarakat. Dunia yang penuh dengan ketidakpastian membuat orang-orang merasakan takut, cemas dan khawatir akan apa yang terjadi dihari esok.

Dikutip dari CNN, psikolog Jelena Kecmanovic membagikan ceritanya tentang keluhan orang-orang atas pandemi yang tak berkesudahan. Ia mendengar isu yang diangkat dari kliennya atas provokasi kecemasan terutama kekhawatiran akan kesehatan dan keselamatan. Kemudian ditambah dengan kekurangan tempat tidur rumah sakit, penutupan sekolah dan tantangan serta aturan untuk dapat melakukan perjalanan (travelling).

Memang sebagian besar masyarakat dunia telah menerima vaksinasi, namun kecemasan tersebut tetap tumbuh apalagi ditambah dengan mutasi baru dari varian Omicron. Berikut adalah lima strategi berbasis sains untuk mengurangi kecemasan yang diungkapkan oleh psikologi Jelena Kecmanovic.

5 Cara Untuk Menghilangkan Kecemasan Dari Penyebaran Omicron

1. Bantuan cepat dari diri sendiri

Cara terbaik untuk mengenali bahwa sistem fight-or-flight Anda menjadi overdrive adalah dengan memahami kembali reaksi tubuh Anda. Apakah otot Anda tegang meskipun Anda tidak dapat mengingat kapan terakhir kali Anda berolahraga? Apakah sakit kepala karena tekanan Anda menetap di luar pengobatan biasa? Jika tanda-tanda fisik kecemasan membunyikan alarm, teknik relaksasi cepat dapat memutus siklus.

Teknik yang dikemukakan oleh Jelena Kecmanovic adalah berbaring telentang dan meletakkan tangan di dada dan juga letakan sebuah buku di perut. Kemudian bernapaslah sedemikian rupa sehingga buku bergerak sebanyak mungkin sementara tangan tetap diam, setidaknya selama tujuh menit. Kemudian terus berpikir positif selama melakukan hal tersebut. Setelah hal tersebut dilakukan maka rasa kenyamanan akan dirasakan.

 2. Melawan toxic dari lingkungan sekitar

 Manusia mungkin berpikir bahwa perlu menghilangkan kecemasan dan memaksa diri untuk melihat sisi baiknya saja, terutama jika mendapatkan kritikan. Namun hal ini belum berhasil. Mencoba untuk menekan diri sendiri atau menghindari kecemasan hanya akan memperburuknya dalam jangka panjang.

Alih-alih menghakimi diri sendiri karena stres atau cemas, lakukanlah welas asih terhadap diri sendiri. Anda dapat menyalurkan pikiran-pikiran yang dimiliki kepada orang terdekat daripada mencela diri sendiri. Pilihlah orang yang akan mendukung apa yang Anda pikirkan tanpa memberi komentar buruk kepada Anda.

3. Kurangi perilaku yang menimbulkan kecemasan

Anda mungkin telah memperhatikan bahwa menghabiskan waktu berjam-jam menggulir feed di media sosial seperti Facebook atau Twitter bahkan Instagram membuat diri lebih cemas atau sering yang dikatakan orang-orang saat ini yakni fenomena FOMO (fear of missing out). Para ilmuwan telah mengungkapkan bahwa terlalu sering melihat berita atau postingan selama pandemi itu berbahaya. 

Namun karena sudah menjadi kebiasaan membuat sangat sulit untuk berhenti. Disarankan untuk  coba hapus aplikasi media sosial dari ponsel Anda sehingga Anda hanya dapat mengaksesnya dari browser. Terakhir, gunakan timer untuk tetap pada periode yang telah ditentukan untuk mengakses media sosial. Karena tanpa disadari terkadang kita cenderung mengkonsumsi media sosial tanpa batas waktu.

Perilaku lain yang telah terbukti meningkatkan kecemasan termasuk berulang kali mencari kepastian dari orang lain, menunda-nunda, dan minum berlebihan. Kurang tidur atau berolahraga juga cenderung membuat Anda lebih rentan terhadap perasaan tidak enak badan. Ingatlah hal ini saat Anda mencoba menurunkan kecemasan.

 4. Berpikir tetap dalam suatu kerangka atau perspektif

Varian baru Omicron telah membuat orang-orang berpikir tanpa pasti, namun meskipun begitu kita tetap harus berpikir dalam suatu kerangka atau perspektif. Tak dapat dipungkiri bahwa pikiran manusia sering berputar ke “bagaimana-jika,” dan kita akhirnya mengkhawatirkan skenario terburuk. Untuk mengatasi kecenderungan ini, pikirkan juga skenario kasus terbaik dan kemungkinan besar, lalu susun strategi bagaimana Anda akan mempersiapkan skenario yang paling mungkin.

Anda juga dapat memvisualisasikan bagaimana kekhawatiran Anda saat ini mungkin tampak sehari, minggu, bulan atau tahun kemudian. Atau tanyakan pada diri sendiri seberapa buruk hal-hal dalam skala nol hingga 100, dengan nol sebagai dunia yang sempurna dan 100 adalah peristiwa terburuk yang bisa dibayangkan.

 5. Mencoba tidak memikirkan sesuatu

Penangkal kecemasan jangka panjang terbaik bukanlah relaksasi, tetapi mencoba untuk berinteraksi dengan orang sekitar. Secara singkat mencoba untuk menjelaskan kekhawatiran itu seperti apa, dan kemudian mengidentifikasi nilai-nilai dan merencanakan tujuan jangka panjang akhirnya mengurangi kekhawatiran dan kecemasan.

Cobalah untuk lebih menyatu ke alam seperti mengasyikkan diri Anda dengan seni atau musik, atau jelajahi sudut baru di lingkungan Anda. Hal ini dapat membantu untuk membenamkan diri untuk melakukan hal yang nampak nyata seperti bermain dengan hewan peliharaan, ikut serta dalam sebuah proyek, atau fokus pada bagaimana Anda dapat membantu orang lain. Kuncinya adalah menemukan sesuatu yang dapat Anda kendalikan dan mencoba untuk mulai melakukannya sekarang.

Kita bisa keluar dari diri kita sendiri dengan cara yang terarah bahkan saat kita sedang dalam kondisi kecemasan. Paradoksnya adalah semakin kita membiarkan kecemasan berada di sana, semakin sedikit kecemasan itu akan menguasai kita.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *