Blockchain dan Kekayaan Kecerdasan Buatan
Opini Technology

Blockchain dan Kekayaan Kecerdasan Buatan

OPINI, Jalurmedia.com – Perkembangan dunia informasi dan teknologi seakan tak ada habisnya. Zaman semakin maju dan begitupun dengan teknologi yang dibuat oleh manusia. Kecanggihan teknologi masa kini dalam bentuk “kecerdasan buatan” dibuat dengan tujuan utama untuk menyederhanakan kegiatan manusia. Setiap kemunculan teknologi baru diyakini untuk memudahkan dan memberi bantuan kepada manusia dalam pengelolaanya. Namun tak serta merta juga hal ini dapat berhubungan dengan bisnis dan investasi.

Para ilmuwan di bidang IT terus mengembangkan kemajuan teknologi informasi dalam berbagai hal. Blockchain sebagai contoh merupakan salah satu jebolan kecanggihan teknologi terbaru dalam bidang ekonomi yang mulai ramai dibicarakan khalayak umum pada sekitaran tahun 2013.

Dalam industri ekonomi dan keuangan sendiri artificial intelligence (AI) sudah diterapkan sejak beberapa tahun terakhir. Dengan adanya sistem kecerdasan buatan itu sendiri digunakan untuk mendeteksi dan memantau terjadinya penipuan (fraud) termasuk didalamnya peretasan. Hal ini mengingat kemajuan teknologi yang semakin canggih.

Saat ini industri keuangan seperti perbankan pun sudah menerapkan sistem blockchain dan penggunaan kecerdasan buatan (AI) di dalamnya. Kecanggihan teknologi masa kini mendorong setiap individu untuk berlomba-lomba mempercayai sistem keuangan yang telah ada dan kecenderungan untuk melakukan investasi.

Sejarah Singkat Blockchain

Beberapa orang mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah blockchain pada era ini. Blockchain merupakan sistem keuangan masa kini tempat transaksi dan perpindahan uang.

Blockchain sendiri berasal dari dua kata yakni block dan chain. Block yang berarti kelompok dan juga chain yang berarti rantai. Cara kerja blockchain ini secara singkat untuk menghubungkan blok-blok mengeksekusi transaksi keuangan yang disediakan melalui perangkat lunak (software) pada computer.

Untuk saat ini hasil pengeluaran dari blockchain itu sendiri seperti Bitcoin dan mata uang kripto. Bitcoin dan mata uang kripto lainnya bekerja layaknya mata uang yang dapat digunakan untuk bertransaksi dalam perdagangan. Namun tak seperti mata uang pada umumnya, bitcoin dan kripto bentuknya lebih ke aset dan serta tidak memiliki bentuk fisik layaknya mata uang.

Penemu dan pendiri blockchain adalah Satoshi Nakamoto (nama samarannya) pada 2009 tahun silam. Awalnya tujuan dibuatnya blockchain oleh sosok misterius ini  adalah dengan keinginan untuk membuat sarana keuangan yang terdesentralisasi, permanen serta dapat digunakan oleh public yang memiliki rekam jejak dalam pendistribusiannya.

Blockchain kemudian muncul sebagai salah satu hasil dari kemajuan dunia teknologi informatika pada tahun 2016. Meskipun mulai diciptakan pada tahun 2009 namun membutuhkan waktu dalam hal pengembangan dari sistem yang ada pada blockchain agar terbentuk menjadi satu kesatuan yang sempurna sebagai suatu sistem penyimpanan data yang berbentuk digital.

Produk yang dihasilkan dari blockchain seperti bitcoin dan mata uang kripto sendiri terus mengalami perkembangannya. Bahkan orang-orang pada zaman digitalisasi ini berlomba-lomba untuk melakukan investasi dalam bentuk mata uang digital seperti kripto yang mana data nya disimpan oleh sistem blockchain. Dipercaya bahwa investasi dalam bentuk mata uang digital ini akan terus meningkat seiring dengan kecanggihan dunia teknologi dan informatika.

Blockchain dan Kecerdasan Buatan

Dalam hal kemajuan sistem kecerdasan buatan juga dimanfaatkan dalam dunia keuangan digital seperti blockchain. Proses yang saat ini sedang berlangsung adalah sistem keamanan bagi pemilik dari aset blockchain itu sendiri seperti pada bitcoin dan mata uang kripto. Proses ini dinamakan Know Your Customer (KYC).

Di dalam sistem KYC dimana setiap customer yang memiliki aset pada mata uang digital maka diwajibkan untuk melakukan verifikasi data. Awalnya verifikasi data pribadi pengguna ini dilakukan secara manual seperti dengan mengumpulkan data pribadi seperti KTP dan dokumen pendukung lainnya.

Namun seiring berjalannya waktu dan kemajuan teknologi informatika maka proses verifikasi data pengguna dapat dilakukan melalui jarak jauh. Hal ini dapat dilakukan melalui perangkat yang digunakan oleh pengguna seperti komputer maupun handphone yang terhubung ke jaringan internet dan software dari blockchain itu sendiri.

Pengguna dapat langsung untuk melakukan verifikasi data seperti melalui fitur pengenalan wajah (face recognition). Adapun tujuan utama dari verifikasi atas fitur pengenalan wajah ini adalah untuk memastikan bahwa pengguna yang bersangkutan sebagai pemilik dari aset yang berupa sistem keuangan digitalnya dan tak dapat diakses oleh orang lain karena sistem keamanan yang tinggi.

Selain dalam sistem blockchain, namun kecerdasan buatan (AI) ini juga mulai diterapkan oleh berbagai Lembaga keuangan seperti perbankan. Dengan adanya kecerdasan buatan ini maka dapat mempermudah setiap pengguna untuk meningkatkan efektivitas proses verifikasi (KYC) dari setiap pengguna.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *